RSS

Baby Blue Syndrome?

28 Jul

Dulu waktu hamil Raziq, 4 bulan pertama adalah masa2 sulit. Mual, muntah, dan mood yg tidak menentu…, menjadi pengalaman yg…duuhh…kayaknya gak mau terulang kembali deh. Namun alhamdulillah, setelah itu kondisinya kembali normal, sampai saat melahirkan.
Aku ingat, sekitar usia kehamilan 8 bulan ada tetangga dekat rumah (seorang ibu dgn 3 org anak) ngobrol dengan ku dan tiba2 dia nanya “wah…bentar lagi udh mau melahirkan ya, vel? Gimana, udah siap untuk jadi Ibu?”. Seketika aku heran dengan pertanyaan kakak ini. Dalam hati kupikir; ‘kok gitu sih nanya nya, udah jelas gw hamil besar gini, ya…berarti udah siap lah. Klu gak siap, gw gak bakal mau hamil dulu, kakak’. Trus dengan percaya diri aku jawab “inshaAllah siap donk, kak”. Dia lalu senyum sambil bilang “oh, alhamdulillah”.
Waktu melahirkan pun tiba. Bahagia sekali. 4 hari d rumah sakit, semua cukup baik2 saja. Trus pulang ke rumah, 1 minggu di rumah, semua masih baik2 saja. Setelah itu, Abi nya Raziq kembali masuk kantor. Tinggalah aku di rumah bersama Raziq dan Mama(alm). Saat ini lah perasaan aneh mulai datang. Setiap suami berangkat kerja, lalu melihat mobil keluar dari carpot…., aku merasa takut, sendiri, gamang, &sedih, dan kemudian menangis. Aku merasa, bisa gak ya aku menjaga Raziq berdua sama mama sampai suami nanti pulang kerja, bisa gak ya aku jadi Umi yang baik buat Raziq. Fisik ini rasanya masih ringkih pasca persalinan sesar. Yah.., begitulah keaadaanku selama 2 minggu, setiap melihat suami pergi kerja…., nangis. Karena dicekam perasaan takut yang gak karuan. Tapi alhamdulillah, setelah 2 mgg perasaan ini mulai sembuh. (Apa ini termasuk sindrom baby blue?) Namun, tetap saja…ternyata jadi ibu baru itu gak mudah. Aku jd ingat pertanyaan tetangga waktu itu. Dan waktu itu pula, aku meremehkan maksud dari pertanyaannya.
Lanjut…, saat kehamilan anak kedua, aku persiapkan diri untuk tidak terserang baby blue lagi. Alhamdulillah, kondisi emosi bisa aku kendalikan pasca kelahiran Raisha. Sampai pada saat Raisha menginjak usia 2 minggu…., Mama ku dipanggil menghadap Allah. Sedih & kehilangan, itu sudah pasti. Mama yang datang jauh bersama Papa dan kakak-ku dari Batam untuk menanti kelahiran cucunya, ternyata punya jalan cerita lain dari Allah. Tapi aku tahu, Allah pasti maha tahu apa yg terbaik buat Mama & kami semua. Saat itu aku berusaha sekuat tenaga untuk kuat, menahan rasa sedih, dan kondisi fisik yang belum benar2 pulih, bahkan verban bekas operasi sesar pun masih belum lepas dari perutku. Aku tahu, aku tidak punya pilihan lain selain harus tegar, karena aku punya Raziq dan Raisha. Aku harus mengurusnya, apalagi aku menyusui Raisha. Takutnya kalau aku stress, ASI ku jadi gak lancar atau bisa2 aku jd sakit atau bisa juga pendarahan. Oh no.., aku benar2 gak mau itu sampai terjadi.
Beberapa hari setelah kepergian Mama, dan semua sanak saudara pun telah kembali ke rumahnya masing2, tinggalah kami sekeluarga bersama seorang PRT yang kehadirannya di rumahku sangat banyak berarti karna si mbak ini serba bisa. Dan Abi Raziq & Raisha pun kembali masuk kerja. Kali ini aku gak nangis lagi (seperti dulu) setiap melihat suami berangkat kerja. Tapi ternyata….., ada serangan aneh lagi. Setiap kali aku sedang menyusui Raisha, aku suka melamun dan tiba2 merasa dicekam sepi yang rasanya bikin ngilu sampai ke hati (perasaan yg benar2 aneh), dan ujung2 nya….nangis lagi. Apakah ini baby blue lagi? Entahlah!  Bila sdh merasa begitu, aku buru2 istighfar, dan terus menyebut nama Allah. Seketika aku merasa, dalam keaadaan seperti ini aku benar2 hanya bisa mengandalkan Allah. Aku merasa, peraasaan ini sangat sulit untuk dijelaskan, bahkan tulisan inipun tidak cukup menggambarkan perasaanku. Benar2 aneh, dan benar2 aku yakin hanya Allah yang paling tahu perasaan ini. Dan mungkin, Allah menempatkan aku dalam keadaan seperti ini bermaksud membuat ku agar lebih sering mengingatNya. Jika ini adalah jalan agar hatiku bisa menjadi lebih dekat dengan Allah, inshaAllah aku ikhlas menjalani. Alhamdulillah sedikit demi sedikit kondisi emosional ku mulai stabil, hanya saja perasaan rindu Mama yang masih sering datang. Semoga Allah mengampuni dosa2 Mama, melapangkan kuburnya, dan menempatkan Mama di tempat yang indah di sisiNya. Amin.

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada 28 Juli 2012 inci Uncategorized

 

4 responses to “Baby Blue Syndrome?

  1. wanda

    29 Juli 2012 at 5:28 am

    Veli…wanda pernah kena baby blues juga selama hamil zi & sesudah lahiran. Rasanya helpless banget. Trus mungkin karena wanda juga ga bisa jelasinnya ke suami, suami jadi ga ngerti gitu. Bener banget, memang cuma Allah yang bisa diandalkan di saat-saat seperti ini. Cuma Allah yang benar-benar mengerti. Rasanya seperti hati ini kosong & hampa. wanda jadi mencari-cari hal-hal eksternal untuk mengisi kekosongan internal, ya ga ngefek. Cari hobi baru, traveling, meluangkan waktu lebih dg keluarga, semuanya ga ngefek. Mencoba solat lebih kushu pun susah, mungkin karena caranya salah atau memang Allah masih pingin wanda terus mencari. Rasanya makin depresi. Sampai wanda ketemu tulisannya YM, akhirnya Allah kasi juga jawabannya. Perasaan aneh yang namanya inner void itu, ruang batin itu, ga akan pernah cukup diisi sama yang ada di dunia. Sebanyak apapun akan tetap terasa ada yang kurang. Cuma Allah yang cukup untuk mengisinya. Sampai sekarang kalau perasaan aneh itu datang lagi, wanda udah tau kalau itu inner void yang hanya bisa ditutupi dengan banyak ingat Allah & baca-baca tentang kebesaran Allah…mungkin Allah tahu wanda suka baca, makanya dikirim pertolongan dalam bentuk bacaan hehehe. Semua ini cobaan yang wanda syukuri sebagai berkah, karena cobaan hanyalah alat yang diberi Allah agar kita makin dekat sama tujuan hidup kita yang sesungguhnya buat dekat sama Dia…semoga cobaan ini jadi berkah juga buat veli ya…semoga Allah terima semua amal ibadah mama. She’s in a better place with the Beloved, where no pain & sadness exist…

     
    • Velina

      12 Agustus 2012 at 12:31 pm

      Amin ya rabbal alamin. Makasih ya, wanda.
      Waa…ternyata bukan veli aja yg pernah ngalamin yg seperti itu ya. Iya wan, cuma Allah “dokternya”. Hehehe….

       
  2. Ummu Aisha

    6 Maret 2014 at 9:00 pm

    Salam kenal Mbak Velina:). Subhanallah ternyata saya tidak sendiri mengalami Baby Blues ya* saling peluk * . Terimah kasih sudah berbagi cerita. Salam kenal dari Norwegia<3

     
    • Velina

      7 Maret 2014 at 2:25 pm

      Senang sekali berkenalan dgn mbak. Wow, jauh sekali di norwegia?! Salam hangat dari Medan *peluk*. Iya, tp alhamdulillah bisa kita lewati ya. InshaAllah nanti saya akan jalan2 ke blog mbak.

       

Tinggalkan Balasan ke Velina Batalkan balasan